Jumat, 27 April 2012



ARTI SENYUMMU

          Qonita, gadis kecil, masih belajar mengucapkan kata-kata. Sungguh sangat sulit ketika ia mengucapkan kata “monyet.” Semakin ia belajar semakin lucu terdengar. “Nyomet” ucapnya dengan gagap “nyemot” ia terus berlatih. Ujung dari latihannya selalu berakhir dengan tetesan air mata karena tangis.


            Kakeknya menasehati, “Mengapa sedih, Sayang! Jika ada satu kata yang tak bisa diucapkan, kan masih ribuan kata yang bisa kamu katakan, bawa tertawa saja!”


           Rupanya apa yang dikatakan si kakek diterima gadis kecil itu bagai mantra yang manjur. Setiap kali ia salah mengucap kata “monyet” ia tersenyum dan tertawa keras-keras.
Orang-orang disekitarnya juga ikut tertawa. Bukan mereka mentertawakan gadis kecil itu, tapi hati mereka ikut riang karena kejadian itu.


            Seiring bertambahnya usia si gadis kecil, ia sudah bisa mengucapkan kata “monyet” secara benar. Namun setiap kali ia mengucapkan kata itu, teringat olehnya saat-saat ceria ketika mengucapkannya “nyemot” atau “nyomet.”

~o~

      Sekarang ini orang telah lupa untuk tertawa, mereka telah berhenti tersenyum. Sungguh menyedihkan, ketika orang telah kehilangan hal tersebut! Mereka tidak ubahnya si petugas kartu atau petugas apotik di rumah sakit itu. [Haidi]
~o~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar