ARTI SENYUMMU
Qonita, gadis kecil,
masih belajar mengucapkan kata-kata. Sungguh sangat sulit ketika ia mengucapkan
kata “monyet.” Semakin ia belajar semakin lucu terdengar. “Nyomet” ucapnya
dengan gagap “nyemot” ia terus berlatih. Ujung dari latihannya selalu berakhir
dengan tetesan air mata karena tangis.
Kakeknya
menasehati, “Mengapa sedih, Sayang! Jika ada satu kata yang tak bisa
diucapkan, kan masih ribuan kata yang bisa kamu
katakan, bawa tertawa saja!”
Rupanya apa
yang dikatakan si kakek diterima gadis kecil itu bagai mantra yang manjur.
Setiap kali ia salah mengucap kata “monyet” ia tersenyum dan tertawa keras-keras.
Orang-orang disekitarnya juga ikut
tertawa. Bukan mereka mentertawakan gadis kecil itu, tapi hati mereka ikut
riang karena kejadian itu.
Seiring bertambahnya usia si gadis kecil, ia sudah bisa mengucapkan kata
“monyet” secara benar. Namun setiap kali ia mengucapkan kata itu, teringat
olehnya saat-saat ceria ketika mengucapkannya “nyemot” atau “nyomet.”
~o~
Sekarang ini
orang telah lupa untuk tertawa, mereka telah berhenti tersenyum. Sungguh
menyedihkan, ketika orang telah kehilangan hal tersebut! Mereka tidak ubahnya
si petugas kartu atau petugas apotik di rumah sakit itu. [Haidi : 21.02.2012]
~o~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar