BERSAING DAN BERTEMAN
Tiga putaran Pemilu sebelum tahun sekarang, di Sangatta hanya ada dua orang yang membuka usaha potong rambut. Akhmad dari Banjarmasin dan Irfan dari Pamekasan. Mereka saling kenal, walau tidak benar-benar mengenal. Usaha mereka cukup maju dan bersaing ketat.
Waktu itu sepuluh hari menjelang Idul Fitri, pengunjung di tempat
Akhmad meningkat lebih dua kali lipat dari biasanya. Uang begitu mudah
masuk ke laci meja potong rambutnya. Selama tujuh hari ia melayani
pengunjung, hingga harus lembur sampai malam.
Akhmad mendengar kabar, saingan usahanya, Irfan sedang sakit, sehingga
harus menutup sementara usahanya. Hari itu tiga hari menjelang Idul
Fitri, Akhmad mengenakan setelan batik terbaiknya mengunjungi Irfan di
rumahnya yang masih dalam masa penyembuhan. Ia memasukan semua uang
pendapatan lembur selama tujuh hari ke dalam anplop.
Tidak lama ia berada di rumah Irfan, karena ia khawatir mengganggu
istirahatnya. Saat akan pergi, Akhmad menyerahkan anplop, “Ini ada uang
dari pelangganmu, Kawan.” Menyerahkan anplop dengan kedua tangannya ke
tangan saingan usahanya, “Cepatlah sembuh, Kawan, kita semua merasa
kehilangan!” Dengan senyum cerah dan jabat tangan erat, Akhmad
meninggalkan rumah Irfan. [Haidi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar