MESIN KETIK TUA
Kisah ini baru terungkap, kemarin sore,
ketika Pak Min, datang ke rumah Tono, untuk meminjam mesin ketik manual. Pak
Min, meminjam untuk anaknya yang masih di STLP Swasta.
Memang Tono memiliki sebuah
mesin ketik, namun sangat tua, jauh lebih tua daripada usia anaknya yang
sekarang di kelas tiga SMK, dan mesin ketik itu masih tersimpan rapi di gudang
lantai dua rumahnya, dalam sebuah peti kayu yang sengaja dibuatnya khusus.
Sebuah
mesin ketik bekas, diperoleh Tono hampir satu tahun menabung,
dari usahanya mengumpulkan botol-botol bekas yang telah dibuang tetangga, atau
yang sengaja dicarinya di tempat-tempat sampah. Botol kosong yang sudah
dibersihkan tersebut dijual kepada pengumpul botol dengan harga 20 rupiah, atau
ada beberapa jenis botol dihargai 15 rupiah.
Waktu itu Tono masih di
SLTP, dan ia sangat ingin memiliki sebuah mesin ketik.
Berbekal uang penjualan botol bekas 75
ribu, Tono memberanikan diri pergi ke pasar loakTaman Hiburan
Gelora (THG) sekarang sudah menjadi pusat
perbelanjaan Citra Niaga di Samarinda. Setelah berkeliling dan diperoleh sebuah mesin ketik bekas
seharga 40 ribu.
Perasaan senang, puas, bangga karena
telah memiliki mesin ketik sendiri, Tono tidak perlu lagi repot
meminjam kepada tetangga.
Jasanya yang
luar biasa, sehingga Tono sangat menyayangi mesin ketik tua itu. Mesin ketik
bekas telah membantu Tono menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dengan
mesin ketik itu pula ia membuat beberapa cerpen dan diterbitkan dalam suatu
majalah bulanan. Hingga tamat SLTA, dengan mesin ketik itu
pula Tono menyelesaikan dua laporan Praktek Kerja Lapangan di tahun terakhir, mesin ketik tua itu pula ia bisa membantu beberapa
temannya menyelesaikan skripsi.
Ketika Pak
Min datang untuk meminjam mesin ketik itu, Tono merasa sangat
berat melepaskannya, sehingga ia lebih menawarkan sebuah komputer PC, yang
sudah tidak lagi dipakai anaknya. Komputer yang dulu untuk latihan anaknya
ketika masih di kelas 4 SD, dan sekarang sudah tidak lagi dipergunakan,
komputer tersebut hadiah dari seorang pengusaha, karena memenangkan tender
pengadaan barang saat itu.
Alasan Tono
kepada Pak Min, bahwa sekarang sudah tidak lagi pakai mesin ketik, semua
pakai komputer, jadi lebih baik bawa komputer. Namun itu hanyalah sebuah
alasan, sesungguhnyaTono sangat menghargai usahanya sendiri ketika
memperoleh mesin ketik
tersebut.
Setelah Tono mencoba, ternyata komputer tersebut masih berfungsi
baik, walau sudah jauh tertinggal, tapi cukup belajar MS Word dan Exel. Dengan
senang hati Tono mengantarkan komputer PC ke rumah Pak Min,
merakit dan mencobanya kembali. [Haidi : 05.12.2011]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar